RESENSI
Nama: Salman Aminullah
Kelas: XI IIS 1
JUDUL : HELLO
PENGARANG : TERE LIYE
PENERBIT : PT. SABAK GRIP NUSANTARA
TEBAL BUKU : 320 hlm.
SISNOPSIS :
Menceritakan tentang Ana seorang gadis muda yang bekerja sebagai tukang bangunan. Setelah lulus dari kuliah jurusan Teknik sipil Ana memutuskan untuk memulai pekerjaannya sendiri sekaligus melanjutkan kuliah di jurusan arsitektur. Awalnya Ana bekerja kecil-kecilan seperti memperbaiki pagar, mengganti keramik kamar mandi yang kusam dan lain sebagainya. Setelah 3 tahun berlalu pekerjaan Ana melompat begitu jauh. Dia sudah punya sebuah kantor sendiri dengan 40 tukang dan 4 staf didalamnya. Track record Ana dalam pekerjaannya juga begitu fantastis terakhir dia mengerjakan rumah bergaya tropis di lereng bukit menghadap laut. Rumah itu masuk dalam penghargaan Rumah Tropis Terbaik di Dunia. Namun novel ini bukan tentang Ana.
Suatu hari Ana mendapatkan klien seorang ibu-ibu usianya sekitar 50 tahun. Nama ibu tersebut adalah Hesty. Dia ingin Ana merenovasi rumahnya. Rumah besar dengan nuansa klasik itu sudah terlihat begitu tua. Saat Ana hendak berkeliling melihat-lihat bagian rumah yang ingin direnovasi. Ana melihat sebuah bangunan tambahan di bagian belakang halaman rumah. Bu Hesty berkata bahwa itu dulunya adalah tempat dimana para pembantu di rumah itu tinggal. Mendengar itu Ana langsung memasukkan bangunan tersebut ke daftar bangunan yang akan Ia hancurkan. Karna toh bangunan tersebut sudah tidak di perlukan lagi. Namun, Hal itu langsung ditolak oleh Bu Hesty karna bangunan itu menyimpan begitu banyak kenangan di dalamnya. Dan di bangunan inilah Bu Hesty jatuh cinta untuk pertama kalinya.
Cerita langsung terlempar ke tahun 1975. Tahun dimana seorang bayi bernama Hesty dilahirkan. Bersamaan dengan seorang bayi laki-laki Tigor namanya. Inti cerita dari novel ini baru saja dimulai. Novel ini berfokus pada kisah cinta Hesty & Tigor yang begitu rumit. Ayah Hesty merupakan seorang petinggi negara yang begitu dengan dengan presiden. Sedangkan ayah Tigor merupakan sopir bagi Pak Wijaya (ayah dari Hesty). Hal inilah yang membuat cinta mereka begitu sulit. Dimulai dari Strata sosial yang amat berbeda jauh membuat mereka harus sabar menunggu Ayah Hesty begitu tidak senang dengan kisah cinta mereka karna masalalunya yang begitu kelam membuatnya berambisi untuk tidak menyampur darah biru keluarganya dengan darah kotor rakyat jelata.
Novel ini memiliki alur maju-mundur namun diluar itu novel ini memiliki gaya bahasa yang begitu trendy amat cocok dengan anak-anak muda zaman ini. Dari segi cerita pun novel ini memilika cerita yang begitu bagus dan asik untuk dibaca.
Komentar
Posting Komentar